Jumat, 30 September 2011

Hubungan IESQ dan Masa Depan

Masa depan seseorang akan dipengaruhi oleh cara berpikir dan berlogika yang didampingi oleh suara hati yang memunculkan kebenaran hakiki dan akhirnya seseorang akan berpikiran jernih dan bermental kuat, sehingga ia akan dapat mengambil keputusan yang sesuai dengan kehendak Tuhan, manusia, dan alam.
Masa depan seseorang tidak melulu berupa pekerjaan yang didapatkan atau diraihnya suatu jabatan tertentu, serta didapatkannya uang yang cukup. Ada hal yang lebih dalam dari hal tersebut, yaitu bahwa semua itu juga harus diperolehnya dengan cara yang halal dan tidak merugikan siapapun, atau merusak lingkungan yang menopang kehidupannya. Cara yang demikian adalah cara yang dikehendaki dan diberkati oleh Tuhan. Orang yang akhirnya mendapatkannya akan merasakan damai dihati, tenang, dan segala sesuatu yang diterima sebagai berkah dari-Nya. Dengan demikian, puncak dari segala permenungan dan usaha nyata untuk menuju masa depan sebenarnya bersumber dari kehendak Tuhan melalui firman-firmanNya yang ada di dalam kitab suci setiap agama. Unsur spiritual ternyata menjadi pedoman utama yang didukung oleh akal dan suara hati yang dimilikinya.

ESQ dan Masa Depan

Kecerdasan Emosi 
Penemu kecerdasan emosi atau Emotional Quotient (EQ) adalah Daniel Goleman(Renita dkk, 2007). Kecerdasan emosi memiliki beberapa arti, yaitu :
a.         Sebagai kemampuan untuk memotivasi dir sendiri dan bertahan dalam menghadapi rasa frustasi, mengendalikan dorongan hati, dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar tidak stres dan tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdo’a (Sukidi, 2002)
b.    Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati (Goleman).

Spiritual Quotient 
Penemu SQ adalah sesorang ahli yang bernama Danah Zohar dan Ian Marshall, Spiritual Quotient memiliki beberapa arti, yaitu :
a.     SQ adalah buti ilmiah. Ini adalah nyata ketika kamu merasakan keamanan (secure), kedamaian (peace), penuh cinta (love), dan bahagia (happy), ketika dibedakan dari suatu kondisi yang dirasakan tidak aman, tidak bahagia, dan tidak cinta (Paul Edwards).
b.           SQ akan membimbing manusia dalam merencakan sesuatu yang menjadi tujuan hidupnya yaitu hidup yang penuh kedamian secara spiritual. Mendidik hati menjadi benar.


IQ, EQ, dan SQ 
Menurut Renita dkk(2007), antara IQ, EQ, dan SQ memiliki ciri khas masing-masing dalam perannya di kehidupan manusia, antara lain :
a.            IQ memiliki ciri khas yang menonjol yaitu
-          berpikir rasional dan logis;
-          untuk aplikasi benda-benda konkret
b.           EQ memiliki ciri khas yang menonjol yaitu
-   memungkinkan manusia berpikir asosiatif yang terbentuk oleh kebiasaan dan   menunjukkan kepada kita untuk mengenali pola-pola emosi;
-          memiliki rasa sebagai radar tersentuh.
c.            SQ memiliki ciri khas yang menonjol yaitu
-    manusia untuk berpikir kreatif, berwawasan jernih, membuat, bahkan mengubah  aturan;
-       berisi suara hati.

Menggabungkan ketiganya, yaitu antara IQ-EQ-SQ adalah dengan suatu pemahaman bahwa IESQ adalah sebuuah mekanisme yang sistematis untuk mengatur ketiga dimensi yang ada dalam diri manusia menjadi satu kesatuan yang integral (saling terkait).

Kemampuan yang Kita Miliki

Kemampuan Umum (IQ) 
Setiap orang mempunyai kemampuan umum tertentu sebagai kemampuan dasar dalam memecahkan suatu masalah, menggunakan logikanya, dan merencanakan masa depan secara alami/natural. Kemampuan tersebut dikenal sebagai tingkat kecerdasan atau inteligensi. Orang sering kali menyamakan inteligensi dengan IQ. Padahal, kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Menurut David Wechsler (dalam Cancro, 1971), inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berfikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapar disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Sedangkan IQ (Intelligence Quotient) adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan.
Tes inteligensi merupakan tes psikologi untuk mendapatkan informasi mengenai “tingkat kecederdasan” seseorang. Pengambilan keputusan tertentu berdasarkan hasil tes inteligensi dapat mempengaruhi nasib seseorang, kelompok, maupun masyarakat luas. Oleh karena itu, penggunaan hasil tes inteligensi haruslah bijaksana. Hasil tes inteligensi dapat digunakan sebagai salah satu alat bantu untuk evaluasi diri. Perlu diingat bahwa keberhasilan hidup seseorang tidaklah ditentukan oleh tinggi rendahnya IQ, tetapi oleh kuat tidaknya seseorang untuk mencapainya. Thomas Alva Edison pernah mengatakan bahwa jenius adalah satu persen bakat dan sembilan puluh sembilan persen kerja keras. Karena itu, janganlah terlena dan merasa tinggi hati karena IQ yang tinggi atau sebaliknya, janganlah merana dan merasa rendah diri karena IQ yang rendah.

Kemampuan Khusus (Bakat) 
Dalam kemampuan yang umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan yang amat spesifik. Kemampuan-kemampuan spesifik ini memberikan suatu kondisi yang memungkinkan tercapainya pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Inilah yang disebut bakat (aptitude).

Bakat adalah kemampuan bawaan sebagai potensi (potential ability) masih perlu dikembangkan dan dilatih/dipelajari (Sobur, 2003). Karena masih bersifat potensial, bakat merupakan potensi yang masih memerlukan latihan dan pengembangan secara serius dan sistematis agar dapat terwujud. Bakat dibagi menjadi bidang-bidang berikut :
1.            Verbal, untuk melihat kemampuan seseorang dalam berpikir, memahami ide dan konsep, serta memecahkan masalah dalam bentuk kata-kata.
2.     Numerik, untuk melihat seberapa baik seseorang dalam berpikir, memahami ide dan konsep, serta memecahkan masalah dalam bentuk angka-angka.
3.    Skolastik, untuk melihat kemampuan berpikir verbal dan numerik seseorang dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran/akademik. Biasanya tes ini dipakai untuk menyeleksi siswa berbakat (gifted children) dan siswa yang akan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi.
4.       Abstrak, untuk mengetahui seberapa baik dan mudah seseorang memecahkan masalah dengan menggunakan diagram, pola, dan rancangan yang disajikan dalam materi ukuran, bentuk, dan posisi.
5.   Relasi ruang, untuk mengetahui seberapa baik seseorang dapat memvisualkan, mengamati, dan membentuk gambaran mental dari objek-objek dengan melihat pola dua dimensi dan berfikir dalam tiga dimensi.
6.           Mekanik, untuk mengetahui seberapa mudah seseorang memehami prinsip-prinsip umum ilmu pengetahuan alam dan seberapa baik seseorang mengerti tata kerja dalam perkakas sederhana, mesin, dan peralatan lainnya.
7.   Kecepatan dan Ketelitian Klerikal, untuk mengetahui seberapa cepat dan teliti seseorang dalam menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan pencatatan.
8.   Kemampuan bahasa Indonesia, untuk mengetahui seberapa baik pengertian dan keterampilan ejaan seseorang, seberapa banyak kosakata yang dikuasai, dan seberapa tinggi kelancaran serta kepekaan seseorang dalam berbahasa Indonesia.
9.         Kemampuan bahasa asing, untuk mengetahui seberapa baik kemampuan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis seseorang dalam berbahasa asing.

Kemampuan Akademik 
Prestasi belajar yang diraih siswa disekolah dapat dikatakan sebagai cerminankemampuan akademiknya. Prestasi ini diwujudkan dalam nilai atau angka kuantitatif yang diperoleh pada saat ulangan, ujian tengah semester, atau ujian akhir semester.

Sebaiknya diskusikanlah prestasi belajarmu dengan guru mata pelajaran, guru pembimbing, dan orang tua/ keluarga. Kamu akan memperoleh masukan agar lebih bijak dan tepat dalam menentukan pilihan akan masa depan.

Kamis, 29 September 2011

Memandang Jauh ke Depan

Mari Berpikir!

Apa yang akan kamu lakukan agar dapat menjadi orang yang :

  • Kreatif
  • Berani
  • Berbelas kasih
  • Teguh Pendirian
Mari Merenung dan Mulai Bertindak!
Mulailah merubah diri menjadi lebih baik saat ini juga!
Jangan mengulur waktu, karena 

Hari ini mewarnai hari esok, 
Hari esok adalah masa depan 
dan Masa depan dimulai dari sekarang.

Menatap Masa Depan

Didepan matamu masa depan membentang, mengundang, memanggil, menantang, dan penuh dengan peluang. Di tanah air tercinta kita Indonesia, sumber daya alam dan segala potensinya, kemajuan teknologi dan segala peluangnya menanti uluran tanganmu untuk mengolah dengan bijak dan mewujudkan kesejahteraan rakyat negeri ini. 

Ilmu yang telah kamu kuasai, keterampilan yang telah kamu miliki, dan sikap dewasa yang yang telah menjadi bagian hidupmu adalah modal utama di masa depan secara pribadi maupun dalam kebersamaan dengan orang lain demi kemajuan bangsa Indonesia.
Ingatlah ! bahwa dalam merencanakan masa depan perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti :

  • Keinginan Besar, yaitu ambisi yang mendasari suatu keinginan atau cita-cita yang ingin dicapai. jika tidak memiliki cita-cita, mana mungkin punya keinginan untuk mencapainya.
  • Kenyataan, bahwa suatu cita-cita itu dipengaruhi oleh hal-hal yang mendukung dan hal-hal yang dapat menghambat, baik dari dalam maupun dari luar diri kita. misalnya saja keadaan fisik dan psikis (rohani), ekonomi, kesempatan dan peluang. ingin menjadi polisi tapi tinggi badan tidak memenuhi persyaratan, ingin menjadi dokter tetapi tidak memiliki cukup biaya, dan hal-hal yang lainnya.
  • Usaha, yaitu upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai cita-cita, keinginan yang telah ditetapkan sebelumnya. Misalnya, kamu harus meningkatkan aktivitas membaca dan keterampilan menulis artikel untuk bisa menjadi wartawan.

Selagi masih ada kesempatan, peluang, dan waktu maka gunakanlah semuanya ini dengan sebaik-baiknya untuk menuju masa depan. Jangan sampai terlena dan terjerumus dengan hal-hal yang jelas-jelas akan mengganggu dan merugikan.


Walau jalan masih panjang dan berliku, percayalah bahwa dengan memanfaatkan bakat dan minat, talenta yang dimiliki, cita-cita yang realistis, dan tetap berserah diri kepada Tuhan YME, masa depan adalah milikmu, menujulah ke sana dengan mantap dan penuh percaya diri.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review